Meski dalam kegelapan tetapi itu bukanlah satu-satunya temanmu. Karena, Yesus selalu mengasihi Anda dan Dia juga akan menyertai Anda.
The tragedy of hamlet, biasanya di kenal atau di singkat dengan sebutan Hamlet. Yaitu sebuah sandiwara tragedi, karya yang ditulis oleh William Shakespeare. Pada tahun 1599-1601 menjadikan sebuah drama tragedi yang terkenal.
Dalam novel hamlet, ada sebagian karakter William yang rumit yang dimana ada sebuah pernyataan yang tak lekang oleh waktu dan sangat mengganggu. Kita mungkin pernah tahu atau bahkan mendengar bahwa dia pernah bertanya pada dirinya sendiri seperti ini; Menjadi atau tidak? dan itulah pertanyaannya (babak 3, adegan 1, Hamlet)
Ketika kita membaca karya William, kita akan banyak belajar dan di ajarkan akan menghargai sebuah kemanusiaan dan sebuah perjuangan. Ini mungkin membuat sebuah karakter hamlet yang paling lengkap atau melengkapi dan semakin lengkap serta menjadi yang paling tragis juga.
Siapakah hamlet itu?
Hamlet sendiri adalah Pangeran Denmark. Dimana pada suatu hari dalam perjalanan menuju tempat dia dibesarkan atau dalam sebuah perjalanan menuju kerajaan. Disitu dia mengengarkan sebuah berita buruk yaitu ayahnya telah meninggal dunia. Seperti kerajaan-kerajaan yang lain bilamana seorang raja meninggal maka akan digantikan oleh penerusnya yaitu anaknya. Hamletpun demikian, sebagai anaknya raja seharusnya dia menggantikan atau meneruskan ayahnya dan menjadi raja berikutnya, pamannya masuk dan mengambil mahkota.
Hamlet sangat marah, dan merencanakan sebuah aksi balas dendam. Dalam perencanaan dan aksi balas dendamnya hamlet telah menyebabkan banyak kematian dan banyak orang menjadi korban. Cinta dan kasihnya telah mati. singkat cerita, dalam sebuah pertempuran atau pertarungan, tertikamlah hamlet akan pedang beracun dan di akhir cerita hamletpun meninggal.
Dalam sebuah cerita ini di mana ketika saat kekacauan, hamlet sedang berjuang dengan kewarasannya sendiri. Depresi, kecewa dan keputusasaan mencengkramnya ketika semuanya telah di ambil darinya. Banyak pertanyaan menyelimutinya dan dia juga bertanya-tanya akankah hidup ini layak untuk dijalani?. Dia juga mempertimbangkan untuk bunuh diri dan mengakhiri hidupnya. Dan di tengah-tengah kuburan dia memegang sebuah tengkorak dan muncul sebuah kata-kata abadi yaitu: Menjadi atau tidak?!
Bukankah itu sebuah pertanyaan? Meski kita tidak peduli akan drama shakespeare. Tetapi ini justru menggambarkan sebuah konflik batin yang hamlet alami punya cara sendiri untuk melawan depresi. Dan itulah sebuah kecemerlangan seorang penulis, di mana shakespeare karakternya seakan begitu nyata. Ketika dalam kegelapan kedepresian anda sendiri pasti pernah timbul sebuah pertanyaan menjadi atau tidak.
Penulis Mazmur juga pernah mengalami sebuah pergumulan seperti itu juga, bergumul akan sebuah pertanyaan. Alkitab telah memberitahukan kepada kita dia adalah orang ezra dan namanya adalah heman. dan mungkin ini adalah satu-satunya yang dia tulis dan mungkin menjadi yang tergelap yang pernah di tulis bahkan oleh siapapun.
Dia mulai berseru kepada Tuhan ketika telah keluar dari kegelapan dalam hidupnya, Ya Tuhan Allah yang telah menyelamatkanku, aku berseru pada siang hari dan aku menangis di depanmu dalam malam hari.
Apakah itu tangisan?! Heman telah mengakui bahwa Jiwaku telah di penuhi dengan banyak masalah…dan hidupku telah tiba di kuburan. Kemudian datang dan muncullah sebuah kata-kata paling dalam dan paling gelap.
Heman bahkan tidak mengatakan bahwa orang lain telah menempatkan di sini atau menyalahkan nasib atau hal-hal buruk yang telah di alaminya. Justru ini juga mengajarkan kita untuk tidak menyalahkan akan sesuatu hal. Yang telah menjadikan kita atau yang telah kita alami, seperti hal buruk atau apapun itu. Justru mengajarkan kita akan lebih mensyukuri dan percaya bahwa itu adalah rencana Tuhan. Dengan melalui ini kita akan di tempa untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Lanjut cerita, kemudian heman berhenti dan terhenti sejenak.
Terkadang memang ada sebuah momen-momen tertentu di mana ada kata “selah” muncul. Dan selah ini sepertinya atau seakan-akan menyuruh kita untuk berhenti sejenak untuk berpikir atau bahkan merefleksikan diri.
Selama dalam jeda ini, hal apakah yang harus kita pikirkan?
Ada dua hal di mana yang pertama ialah hidup heman telah menjadi kacau, pahit dan menjadi sangat begitu gelap. Sehingga menimbulakan penyimpulan bahwa lebih baik mati dari pada tetap hidup. Dalam titik ini kehidupan heman seperti hamlet, berada dalam titik bawah dalam kegelapan dan menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan dalam hidup.
Hal seperti ini tentunya juga pernah di alami banyak orang dan mungkin kita juga pernah mengalaminya. Memiliki rasa kecewa, putus asa atau sesuatu yang seharusnya menjadi hak kita tetapi kita tidak mendapatkannya. Bahkan mengalami sesuatu hal di mana itu menjadikan kita depresi atau putus asa. Sehingga muncul sebuah pertanyaan dalam hidup atau diri kita sendiri, seperti; Apa arti semua ini?, ya atau tidak?, dan sebagainya atau bahkan muncul pertanyaan apakah hidup ini layak untuk dilanjutkan atau sebaliknya. Sebuah pertanyaan yang muncul saat kita mengalami di titik paling bawah dan mungkin berada dalam kegelapan, dalam tekanan dan lain-lain.
Terkadang juga kita merasa begitu terbebani dan merasa lelah ketika di tinggalkan oleh orang-orang terdekat. Begitu tersesat atau bahkan begitu lelah di khianati. Sehingga kita menjadi sangat merasa putus asa dan menyerah dan mungkin muncul kata-kata bahwa mungkin akhir lebih baik daripada hidup.
Selama dalam epidemi covid mulai, telah banyak orang mengalami hal seperti depresi dan putus asa. Bahkan banyak di berbagai negara juga mengalami saat-saat yang kelam.
Yesus juga memiliki hak atas pertanyaan tersebut, dalam dunia yang penuh dosa dalam kebobrokan yang telah terjadi akibat dosa-dosa manusia di dunia. Mungkin bisa saja dia juga bertanya; “Haruskah pergi dan menjadi Juruselamat mereka para umat manusia atau tidak?!”
Tetapi Yesus memutuskan untuk pergi dan menjadi Juruselamat manusia dan menyelamatkan mereka. Ini tidak menjadi misi bunuh diri tetapi berkorban.
Yesus mengasihi kita, Dia akan selalu menyertai kita dan berjalan bersama kita, serta tidak akan meninggalkan kita dan akan selalu bersama-sama dengan kita.
Mantab!!! Halleluya…
Ilajuhe